Cahaya Cermin yang Retak

Laras adalah sosok yang memesona—editor majalah fashion ternama, selalu tampil anggun di balik sorotan kamera dan kilau kota metropolitan. Tapi tak ada yang benar-benar tahu, di balik dinding kaca kantor dan senyum rapi yang ia kenakan setiap hari, tersembunyi luka-luka masa lalu yang tak pernah sembuh. Retakan itu seperti garis halus di permukaan cermin: kasat mata hanya jika kau mau menelusuri lebih dekat, menyilaukan tapi tak utuh.
Ketika tragedi menghantam ruang kerjanya dan masa lalu menuntut untuk dibuka kembali, Laras dipaksa berhadapan dengan diri sendiri—dalam sesi-sesi terapi yang membongkar lapis demi lapis ingatan, rasa takut, dan keputusasaan. Setiap kata yang ia edit di kantor, setiap busana yang ia rancang untuk dunia luar, tak pernah cukup menambal pecahan cermin di jiwanya. Namun, dari keping-keping itu, perlahan muncul kilau harapan baru: bahwa kebahagiaan mungkin bukan tentang menjadi utuh, melainkan berani menatap cahaya di antara retakan.
Cahaya Cermin yang Retak adalah kisah tentang identitas, trauma, dan keberanian untuk berdamai dengan diri sendiri. Sebuah novel psikologis yang akan membawa pembaca masuk ke ruang-ruang sunyi yang tak pernah diterangi lampu sorot, menantang setiap orang untuk bertanya: adakah bagian dari diri yang juga diam-diam masih retak?